MOUSE

Kamis, 06 Februari 2014

GEOGRAFI


EL NINO DAN LA NINA

El Nino merupakan fenomena global dari sistem interaksi laut dan atmosfer yang
ditandai dengan memanasnya suhu muka laut di pasifik ekuator atau anomali
suhu muka laut di wilayah perairan tersebut positif (lebih tinggi dari rata-ratanya).
Sedangkan La Nina merupakan kebalikan dari El Nino yaitu ditandai dengan
mendinginnya suhu muka laut di Pasifik Ekuator atau anomali suhu muka laut
di wilayah perairan tersebut negatif (lebih rendah dari rata-ratanya).
Berdasarkan intensitasnya, El Nino dapat dikategorikan sebagai :
1. El Nino lemah (Weak El Nino) yaitu jika anomali suhu muka laut di Pasifik
Ekuator bernilai positif antara (+0,5°C) s.d. (+1,0°C) dan berlangsung selama
3 bulan berturut-turut atau lebih.
2. El Nino Sedang (Moderate El Nino) yaitu jika anomali suhu muka laut di
Pasifik Ekuator bernilai positif antara (+1,1°C ) s.d. (+1,5°C) dan berlangsung
selama 3 bulan berturut-turut atau lebih.
3. El Nino kuat (Strong El Nino) yaitu jika anomali suhu muka laut di Pasifik
Ekuator bernilai positif >1,5°C dan berlangsung selama 3 bulan berturut-turut
atau lebih.
Fenomena El Nino umumnya berdampak curah hujan di sebagian wilayah
Indonesia akan berkurang. Berkurangnya curah hujan tersebut sangat tergantung
dari intensitas El Nino yang sedang berlangsung. Mengingat luasnya wilayah Indonesia dan posisi geografis Indonesia yang merupakan benua maritim, maka
tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh El Nino. Sebaliknya, fenomena
La Nina umumnya akan berdampak meningkatnya curah hujan di indonesia yang
intensitasnya juga tergantung dari intensitas La Nina yang sedang berlangsung.

contoh gambar 1:

Corak tekanan permukaan atmosfera yang berselang-seli di kawasan tropika Lautan Pasifik, yang mana keadaan lautan bertukar dari El Niño kepada keadaan normal dan sebaliknya dikenali sebagai Ayunan Selatan (SO). Gandingan hubungan di antara atmosfera dan lautan semasa kejadian El Niño ini dikenali sebagai El Niño-Ayunan Selat


contoh gambar 2:




Semasa El Niño terbentuk, tekanan permukaan atmosfera rendah terletak di permukaan lautan yang lebih panas ditandakan dengan warna merah di khatulistiwa tengah Pasifik. Semasa ketiadaan El Niño atau keadaan normal, tekanan permukaan atmosfera di Pasifik barat biasanya rendah manakala di tengah dan timur Pasifik adalah tinggi. Dalam keadaan ini, umumnya keadaan kawasan Pasifik barat adalah lembap manakala Pasifik tengah dan timur adalah kering.


Yang dimaksud El Nino adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan oleh naiknya suhu permukaan laut Samudera Pasifik sekitar khatulistiwa bagian tengah dan timur. Naiknya suhu di Samudera Pasifik ini mengakibatkan perubahan pola angin dan curah hujan yang ada di atasnya. Pada saat normal hujan banyak turun di Australia dan Indonesia, namun akibat El Nino ini hujan banyak turun di Samudera Pasifik sedangkan di Australia dan Indonesia menjadi kering.

Faktor Penyebab El Nino dan La Nina
Pada saat normal angin passat bertiup dari tekanan tinggi Sub Tropis (dari arah timur) menuju tekanan rendah ekuator (barat). Sehingga air hangat Samudera Pasifik berkumpul di pantai Utara Australia dan pantai Indonesia. Hal inilah yang mengakibatkan hujan di Australia dan Indonesia. Namun pada dua tahun sampai tujuh tahun sekali Angin Passat tersebut berubah arah. Yang semula dari arah timur ke barat berubah menjadi arah barat ke arah timur. Hal inilah mengakibatkan El Nino yaitu di Samudera Pasifik dan Indonesia berkurang curah hujan dari biasanya. Kemudian untuk La Nina terjadi karena angin passat bertiup dengan kencang dan terus menerus melewati Samudera Pasifik menuju Australia. Angin Passat ini akan mendorong lebih banyak air hangat di Samudera Pasifik menuju Australia Utara sehingga hujan hanyak turun di Samudera Pasifik Barat, Australia Utara dan Indonesia.