MOUSE

Selasa, 08 April 2014

KISAH NABI YUNUS


Kisah Nabi Yunus ‘Alaihissalam

Di daerah Mosul, Irak, terdapat sebuah kampung bernama Ninawa yang penduduknya berpaling dari jalan Allah yang lurus dan malah menyembah patung dan berhala. Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin memberikan petunjuk kepada mereka dan mengembalikan mereka ke jalan yang lurus, maka Dia mengutus Nabi Yunus ‘alaihissalam untuk mengajak mereka beriman dan meninggalkan sesembahan selain Allah ‘Azza wa Jalla.

 Akan tetapi mereka menolak beriman kepada Allah dan tetap memilih menyembah patung dan berhala. Mereka lebih memilih kekafiran dan kesesatan daripada keimanan dan petunjuk, mereka mendustakan Nabi Yunus ‘alaihissalam, mengolok-olok dan menghinanya. Maka Nabi Yunus pun marah kepada kaumnya dan tidak berharap lagi terhadap keimanan mereka.

Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mewahyukan kepada Yunus untuk memberitahukan kaumnya, bahwa Allah akan mengadzab mereka karena sikap mereka itu, setelah berlalu tiga hari. Lalu Nabi Yunus menyampaikan perihal adzab itu kepada kaumnya dan mengancam kaumnya dengan adzab Allah, kemudian ia pergi meninggalkan mereka.

Ketika itu, kaum Yunus telah mengetahui, bahwa Nabi Yunus telah pergi meninggalkan mereka sehingga mereka yakin adzab akan turun dan bahwa Yunus adalah seorang nabi, maka mereka segera bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kembali kepada-Nya, dan menyesali sikap mereka.

Ketika itu, kaum lelaki, wanita, dan anak-anak menangis karena takut adzab menimpa mereka, dan mereka berdoa dengan suara keras kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar adzab itu diangkat dari mereka. Saat Allah melihat jujurnya taubat mereka, maka Dia menghilangkan adzab itu dari mereka serta menjauhkannya. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka adzab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus: 98)

Setelah peristiwa itu, Yunus tetap meninggalkan kampung kaumnya karena marah padahal Allah belum mengizinkannya, maka Yunus pergi ke tepi laut dan menaiki kapal. Pada saat Yunus berada di atas kapal, maka ombak laut menjadi dahsyat, angin menjadi kencang dan membuat kapal menjadi oleng hingga hampir saja tenggelam.

Oleh ketika itu, kapal yang ditumpangi membawa barang-barang yang berat, lalu sebagiannya dilempar ke laut untuk meringankan beban. Tetapi ternyata, kapal itu tetap saja oleng hampir  tenggelam, maka para penumpangnya bermusyawarah untuk meringankan beban kapal dengan melempar seseorang ke laut, maka mereka melakukan undian dan ternyata undian itu jatuh kepada diri Yunus, tetapi mereka tidak mau jika Yunus harus terjun ke laut, maka undian pun diulangi lagi, dan ternyata jatuh kepada Yunus lagi, hingga undian itu dilakukan sebanyak tiga kali dan hasilnya tetap sama. Maka Yunus bangkit dan melepas bajunya, kemudian melempar dirinya ke laut.

Pada saat yang bersamaan, Allah telah mengirimkan ikan besar kepadanya dan mengilhamkan kepadanya untuk menelan Yunus dengan tidak merobek dagingnya atau mematahkan tulangnya, maka ikan itu melakukannya. Ia menelan Nabi Yunus ke dalam perutnya tanpa mematahkan tulang dan merobek dagingnya, dan Yunus pun tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan oleh ikan itu. Ketika Yunus mendengar ucapan tasbih dari kerikil di bawah laut, maka di kegelapan itu Yunus berdoa, “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” Yunus berada dalam tiga kegelapan; kegelapan perut ikan, kegelapan lautan, dan kegelapan malam. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala,

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”–Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anbiyaa’: 87-88)

Para ulama berselisih tentang berapa lama Nabi Yunus tinggal di dalam perut ikan. Menurut Qatadah, tiga hari. Menurut Abu Ja’far ash-Shaadiq, tujuh hari, sedangkan menurut Abu Malik, empat puluh hari. Mujahid berkata dari asy-Sya’bi, “Ia ditelan di waktu duha dan dimuntahkan di waktu sore.”

Wallahu a’lam.

Kemudian Allah memerintahkan ikan itu memuntahkan Yunus ke pinggir pantai, lalu Allah tumbuhkan di sana sebuah pohon sejenis labu yang memiliki daun yang lebat yang dapat menaungi Nabi Yunus dan menjaganya dari panas terik matahari. Allah Ta’ala berfirman,

“Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.– Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.” (QS. ash-Shaaffaat: 145-146)

Ketika Yunus dimuntahkan dari perut ikan yang keadaannya seperti anak burung yang telanjang dan tidak berambut. Lalu Allah menumbuhkan pohon sejenis labu, dimana ia dapat berteduh dengannya dan makan darinya. Selanjutnya pohon itu kering, lalu Yunus menangis karena keringnya pohon itu. Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Apakah kamu menangis karena pohon itu kering. Namun kamu tidak menangis karena seratus ribu orang atau lebih yang ingin engkau binasakan.”

Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Yunus agar kembali kepada kaumnya untuk memberitahukan mereka, bahwa Allah Ta’ala telah menerima taubat mereka dan telah ridha kepada mereka. Maka Nabi Yunus ‘alaihissalam melaksanakan perintah itu, ia pergi mendatangi kaumnya dan memberitahukan kepada mereka wahyu yang diterimanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kaumnya pun telah beriman dan Allah memberikan berkah kepada harta dan anak-anak mereka, sebagaimana yang diterangkan Allah dalam firman-Nya,

“Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.–Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.” (QS. ash-Shaaffaat: 147-148)

Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji Nabi Yunus ‘ailaihissalam dalam Alquran, Dia berfirman,

“Dan Ismail, Alyasa’, Yunus, dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).” (QS. Al An’aam: 86)

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memuji Nabi Yunus ‘alaihissalam dalam sabdanya,

لاَ يَنْبَغِي لِعَبْدٍ أَنْ يَقُولَ: أَنَا خَيْرٌ مِنْ يُونُسَ بْنِ مَتَّى

“Tidak layak bagi seorang hamba mengatakan, “Saya (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) lebih baik daripada Yunus bin Mata.” (Muttafaq ‘alaih)

Beliau mengucapkan demikian karena tawadhunya. Ada pula yang berpendapat, bahwa beliau mengucapkan demikian karena sebelumnya tidak mengetahui bahwa dirinya lebih utama di atas para nabi yang lain. Ada pula yang berpendapat, bahwa beliau mengucapkan demikian untuk menghindari adanya sikap orang bodoh yang merendahkan martabat Nabi Yunus karena kisah yang disebutkan dalam Alquran, wallahu a’lam.

Dan tentang doa Nabi Yunus ‘alaihissalam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الحُوتِ: لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ، فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ

“Doa Dzunnun (Nabi Yunus ‘alaihissalam) ketika di perut ikan adalah “Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” Sesungguhnya tidak seorang muslim pun yang berdoa dengannya dalam suatu masalah, melainkan Allah akan mengabulkan doanya.” (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).

Selesai dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.



Senin, 07 April 2014

GEOMORFOLOGI SANGIRAN



   MONUMEN MANUSIA PURBA, SANGIRAN
Kunjungan Studi/ Study Tour SMA SMAN 3 NGANJUK Pada Tanggal 27 Maret 2014. Ada 2 guru yang mendampingi kami yaitu: Bu. Nunung, dan Bu. Eka.  Salah satu objek wisata menarik di Kabupaten Sragen adalah Museum Sangiran yang berada di dalam kawasan Kubah Sangiran. Kubah tersebut terletak di Depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (kurang lebih 17 km dari Kota Solo).

  Kehadiran Sangiran merupakan contoh gambaran kehidupan manusia masa lampau karena situs ini merupakan situs fosil manusia purba paling lengkap di Jawa. Luasnya mencapai 56 km2 yang meliputi tiga kecamatan di Kabupaten Sragen, yaitu Kecamatan Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh, serta satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yaitu Kecamatan Gondangrejo.


  Sangiran merupakan situs terpenting untuk perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian di bidang antropologi, arkeologi, biologi, paleoantropologi, geologi, dan tentu saja untuk bidang kepariwisataan. Keberadaan Situs Sangiran sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah karena situs ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran stratigrafinya.
Sangiran dilewati oleh sungai yang sangat indah, yaitu Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo. Daerah inilah yang mengalami erosi tanah sehingga lapisan tanah yang terbentuk tampak jelas berbeda antara lapisan tanah yang satu dengan lapisan tanah yang lain. Dalam lapisan-lapisan tanah inilah yang hingga sekarang banyak ditemukan fosil-fosil manusia maupun binatang purba.
Beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi, Yogyakarta. Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran merupakan situs prasejarah yang memiliki peran yang sangat penting dalam memahami proses evolusi manusia dan merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia.
Berdasarkan hal tersebut, Situs Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Dunia Nomor 593 oleh Komite World Heritage pada saat peringatan ke-20 tahun di Merida, Meksiko.


  Penelitian tentang manusia purba dan binatang purba diawali oleh G.H.R.Von Koenigswald, seorang ahli paleoantropologi dari Jerman yang bekerja pada pemerintah Belanda di Bandung pada tahun 1930-an. Beliau adalah orang yang telah berjasa melatih masyarakat Sangiran untuk mengenali fosil dan cara yang benar untuk memperlakukan fosil yang ditemukan. Hasil penelitian kemudian dikumpulkan di rumah Kepala Desa Krikilan, Bapak Totomarsono, sampai tahun 1975.
Pada waktu itu banyak wisatawan yang datang berkunjung ke tempat tersebut, maka muncullah ide untuk membangun sebuah museum. Pada awalnya Museum Sangiran dibangun di atas tanah seluas 1.000 m2yang terletak di samping Balai Desa Krikilan. Sebuah museum yang representatif baru dibangun pada tahun 1980 karena mengingat semakin banyaknya fosil yang ditemukan dan sekaligus untuk melayani kebutuhan para wisatawan akan tempat wisata yang nyaman. Bangunan tersebut seluas 16.675 m2 dengan ruangan museum seluas 750 m2.
  Bangunan tersebut bergaya joglo dan terdiri dari ruang pameran, aula, laboratorium, perpustakaan, ruang audio visual (tempat pemutaran film tentang kehidupan manusia prasejarah), gudang penyimpanan, mushola, toilet, area parkir, dan kios suvenir (khususnya menjual handicraft ‘batu indah bertuah’ yang bahan bakunya didapat dari Kali Cemoro).
  Di Museum Sangiran terus dilakukan pembenahan dan penambahan bangunan maupun fasilitas pendukung untuk mempertegas keberadaannya sebagai warisan dunia yang memiliki peran penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan maupun untuk menciptakan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Museum Sangiran sekarang telah berevolusi menjadi sebuah museum yang megah dengan arsitektur modern.



Koleksi Museum Sangiran
Berikut ini adalah beberapa koleksi yang tersimpan di Museum Sangiran:

   Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus (replika), Pithecanthropus mojokertensis(Pithecanthropus robustus) (replika), Homo soloensis (replika), Homo neanderthal Eropa (replika),Homo neanderthal Asia (replika), dan Homo sapiens.
   Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus(gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinoceros sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).
   Fosil binatang laut dan air tawar, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu,Hippopotamus sp (kuda nil), Moluska (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.
   Batuan, antara lain rijang, kalsedon, batu meteor, dan diatom.
Artefak batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak.

Kamis, 03 April 2014

geomorfologi



SAMPEL 1
GEOMORFOLOGI : PENGERTIAN, HAKEKAT DAN KONSEP-KONSEP DASAR

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfWnd81lUB3L8kklcwYKLFoU6jXTSAQuQAcxs1H0YGX_bGAlKdptFIVJ0c184bKaRVQEvzZE5P5uUOnXSl52iDcT1wERjC4CI4ASEjwdF4PuQFgscl0L-6WdGeVVEOddD5ijlV4Q1_4Ks/s320/land+form.jpg
Bentuk permukaan bumi meliputi dataran dan dasar laut atau bagian yang timbul di atas permukaan laut, dan bagian yang tenggelam didasar laut. Diatas dataran terdapat macam-macam bentuk lahan seperti bukit, pegunungan, lembah, pantai, delta dan sebagainya, didasar lautpun terdapat jurang laut (palung), gunung-gunung di dasar laut, punggung-punggung laut dan lain-lain. Kesemua bentuk-bentuk tersebut merupakan kajian geomorfologi.

Geomorfologi berasal dari 3 kata yunani yaitu ge  berarti bumi, morphe berarti bentuk, dan logos berarti ilmu. Jadi geomorfologi dapat diberi pengertian sebagai ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi. Geomorfologi tidak hanya
mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi, tetapi juga gaya dan  proses-proses yang mengakibatkan bentuk-bentuk demikian, serta perkembangan proses dari bentuk-bentuk tersebut.
Melalui kajian proses, geomorfologi berusaha mengkaji bagimana bentukan asal tersebut terjadi dan terbentuk, sebab bentukan alam yang kita lihat sama namun kemungkinan proses dan gaya-gaya (kekuatan) yang membentuknya berlainan. Contoh daerah perbukitan , dapat terbentu dari proses erosi dari kekuatan air yang mengalir ( tenaga eksogen), tetapi dapat juga terbentuk melalui proses tektonik ( tenaga endogen ).
Dengan demikian melalui geomorfologi kita dapat mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi, sekaligus menganalisa bagaimana bentukan tersebut dapat terjadi dan bagaimana perkembangan bentukan itu selanjutnya.
Geomorfologi merupakan cabang dari geografi yang telah berdiri sendiri seperti oceanografi, klimatologi, dan lain-lain.
a.       Geomorfologi dan geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena geosfera dengan sudut pandang kelingkungan kewilayahan dalam konteks keruangan (Seminar IGI, 1988). Fenomena geosfer itu terdiri dari fenomena-fenomena atmosfera, litosfera, hidrosfera, dan biosfera. Kajian geomorfologi adalah pada fenomena litosfera, khususnya dalam hal bentuk-bentuk permukaan dan perkembangannya.
b.      Geomorfologi dan Fisiografi
Fisiografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena fisik bumi yaitu : hidosfera, litosfera dan atmosfera.  Dengan demikian geomorfologi itu adalah bagian dari fisiografi.
c.       Geomorfologi dan Geologi
Objek kajian geologi adalah bumi secara keseluruhan. Termasuk didalamnya asal kejadian, struktur, komposisi, dan sejarahnya ( termasuk perkembangan kehidupan), dan proses alamiah yang membuat perkembangannya hingga sampai pada keadaan sekarang (kartili, 1958). Dengan demikian geomorfologi merupakan bagian dari geologi.

Lebih lanjut geomorfologi itu sendiri dapat dikelompokan dalam empat bagian besar (H.Th. Verstappen,1983. Hal 4), yaitu :
1)      Geomorfologi statis yang lebih memusatkan pada bentuk-bentuk permukaan bumi yang nyata.
2)      Geomorfologi dinamis yang lebih memusatkan pada gaya dan proses yang menyebabkan bentuk permukaan itu terjadi.
3)      Geomorfologi genetis yang lebih memusatkan pada perkembangan relief permukaan bumi.
4)      Geomorfologi kelingkungan memusatkan pada bentuk-bentuk ekologis bentangan alam dengan menggunakan ukuran tertentu.

Gejala morfologi ada sejak jaman romawi dan yunani. Pada waktu itu sampai abad petengahan terdapat terori malapetaka (Catastrophism theory). Teori ini menyatakan perubahan bumi akan berubah apabila terjadi ciptaan baru oleh tuhan. Perubahan-berubahan ini diiringi oleh malapetaka-malapetaka bagi manusia, misalnya : tanah longsor, banjir, letusan gunung berapi dan lain-lain.
Pada abad 18, seorang sarjana Scotlandia yaitu J.Mutton (1726-1797) menyusun “teori uniformitarianisme” (uniformitarianism theory). Teori ini mengatakan bahwa gaya dan proses yang mengubah bentuk permukaan dari dahulu hingga sekarang sebenarnya sama, yang berbeda hanya kekuatan, kecepatan gaya dan proses tersebut. Selanjutnya dinyatakan bahwa semua bentukan lahan dipermukaan bumi terbentu secara berlahan tetapi secara terus menerus.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBsjCPTPSPpesGFzm9iu2a95blHHkQkOoP-oE2tF7QxO5ahOR4zKt3UT93I1FnU8iDQGNfyWVR2OxI94vmonMcuWxxSRXjx_Aa9J-zf19jkM0KX4Yv1FqLQudcKzPe4PPTJ7TEwob65-w/s400/landform.jpg
Prinsip dasar dalam kajian geomorfologi :
1)      Gaya dan proses pembentukan bentang alam sepanjang masa adalan sama. Perbedaannya terletak pada kekuatannya.
2)      Gaya dan proses geomorfologi yang berbeda menghasilkan bentang alam yang berbeda juga
3)      Iklim sangat mempengaruhi pembentukan bentang alam
4)      Tingkat perkembangan pembentukan bentang lahan akan menghasilkan bentang alam yang berbeda juga
5)      Siklus geomorfik yang komplek pada bentuk lahan yang ada sering dijumpai pada siklus geomorfik yang tunggal
6)      Mahluk hidup yang berpengaruh terhadap pembentukan dan perubahan bentang alam.

SAMPEL 2
Geologi dan Geomorfologi
PENDAHULUAN

Geosfer sebagai objek materil geografi terdiri dari litosfer,atmosfer,hidrosfer, dan biosfer. Litosfer merupakan struktur lapisan bumi teratas yang tersusun oleh batuan, dan batuan tersusun oleh mineral-mineral. Kenampakan litosfer sebagai wilayah di permukaan bumi berupa daratan benua, pulau/kepulauan dan dibawah permukaan laut berupa dasar laut/lautan. Ilmu yang mengkaji litosfer sebagai komponen geosfer adalah geologi dan geomorfologi,dan pedologi (ilmu tanah).



A.GEOLOGI

Pengertian geologi menurut Holmes yaitu : Geologi merupakan ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang evolusi bumi secara meneyluruh beserta penghuninya, sejak awal pembentukannya hingga sekarang, yang dapat dikenali dalam batuan.
Sedangkan menurut Bates dan Jackson Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet bumi terutama mengenai materi penyusunannya, proses yang terjadi padanya, hasil proses tersebut , sejarah planet itu dan bentuk-bentuk kehidupan sejak bumi terbentuk.
Berdasarkan pengertian geoligi tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang lingkup pembahasan tentang geologi sangat luas.

Geologi dapat dibedakan menjadi beberapa cabang, yaitu :
A) Berdasarkan subjeknya :
- Proses geologi : geologi fisik dan geologi tektonik
- Material kulit bumi : kristalografi,minerologi,petrologi,sedimentologi
- Bentuk dan struktur bumi : geologi struktur
- Sejarah bumi : geologi sejarah,stratigrafi,paleontologi
- Sifat fisik bumi : geofisika
- Distribusi unsur kimia : geo kimia
B) Berdasarkan terapannya
- Geologi ekonomi
- Geologi tambang
- Geologi minyak
- Agrogeologi
- Hidrogeologi
- Geologi teknik
- Geologi tata lingkungan
C) Berdasarkan metode kerja
- Geologi lapangan
- Fotogeologi


B.GEOMORFOLOGI

Geomorfologi merupakan ilmu kebumian yang mengkaji den mendeskripsikan bentuk-bnwtuk permukaan bumi (geometri) dan proses yang berkenaan dengan pembentukan dan perkembangannya. Menurut Verstappen dan Soeharsono menyatakan bahwa ada banyak konsepsi yang mengemukakan lingkup studi geomorfologi tetapi tekanannya selalu berdasarkan pada :
- Bentuk lahan (landform)
- Proses
- Perkembangan jangka panjang atau asal dari bentuk lahan
- Kaitan lingkungan
Geologi dan geomorfologi didasarkan pada fenomena/gejala yang terekam dalam batuan maka dibawah ini akan kami bahs tentang batu atau litologi.

i. jenis dan asal-usul batuan
Batuan mempunyai pengertaian yang berbeda dengan batu. Batuan adalah segala macam material padat yang menyusun kulit bumi, baik yang telah padu maupun yang masih lepas. Material padat tersebut terjadi dari agregat mineral, baik hanya satu jenis mineral maupun berbagai jenis mineral.
Mineral adalah suatu unsur atau persenyawaan nonorganik yang terbentuk secara alami, yang memiliki struktur internal teratur,komposisi kimia,bentuk kristal, dan sifat fisik tertentu yang menjadi karakteristiknya mencakup material yang membentuk litosfer atau kerak bumi yang terdiri dari mineral-mineral pembentuk batuan. Yang tergolong batuan antara lain : batu,pasir,tanah lempung.
Pengelompokan batuan berdasarkan kejadiannya atau cara terbentuknya (genesis) menjadi tiga kelompok utama, yaitu :
1. Batuan beku = batuan magma adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan atau kristalisasi magma
2. Batuan sedimen = batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari bahan sedimen yang diendapkan, dan setelah mengalami proses geologi menjadi batuan sedimen
3. Batuan metamorfosa = batuan malihan adalah batuan yang terbentuk karena batuan mengalami tekanan dan atau suhu yang tinggi sehingga berubah sifat(mengalami metamorfosa) menjadi batuan metamorf atau batuan malihan.


Batuan beku
Magama dapat membeku dibawah atau di atas permukaan bumi, magma adalah zat cair –liat-pijar yang merupakan senyawa silikat dalam kondisi tekanan suhu yang tinggi didalam tubuh bumi. Bila magama mengalir atau meleleh di permukaan bumi disebut larva sedangkan magma yang membeku di permukaan bumi terbentuklah batuan beku dalam atau batuan beku intrusive atau sering juga disebut batuan beku putoni. Dan jika magma dapat mencapai permukaan bumi dan dapat membeku dipermukaan bumi terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif. Berikut jenis-jenis batuan beku :
a) Batuan beku dalam
Magma yang membeku di bawah permukaan, pendinginannya sangat lambat sehingga memungkinkan tumbuhnya Kristal-kristal besar dan sempurna bentuknya yang menjadi tekstur tubuh batuan beku dalam.
b) Batuan beku luar
Magma yang mencapai permukaan bumi melalui permukaan bumi melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan beku luar.


TEKSTUR BATUAN BEKU
Ada beberapa tekstur batuan beku, yaitu :
1. Gelas ( glassy)
2. Afanitik ( aphanitic)
3. Faneritik (phaneritic)
4. Porfiritik (porphyritic)
5. Piroklastik (pyroclastic)

Batuan sedimen
Klasifikasi batuan sedimen ada dua yaitu :
1. Batuan sedimen klasik yang terbentuk dari fragmen-fragmen batuan lain yang diendapkan oleh media pengangkut (seperti air, angin) secara klastis.
2. Batuan sedimen non klastik atau kimiawi dan organic terbentuk oleh proses atau proses biologi dari hasil pelarutan batuan lain.

Batuan metamorf
Batuan metamorf disebut juga dengan batuan malihan demikian juga dengan prosesnya. Proses tersebut merupakan himpunan mineral dan tekstur batuan , namun dibedakan dengan proses diagenesa dan proses pelapukan yang merupakan proses perubahan.

Jenis batuan metamorf
penamaan batuan metamorf dapat didasarkan pada tekstur dan juga himpunan mineralnya. Yang umum digunakan adalah berdasarkan batuan asalnya yaitu :
a. Dari lanau dan mudstone
b. Dari basalt
Berdasarkan proses terjadinya metamorfisme dapat digolongkan atas 3 macam, yaitu :
1. Metamorfisme kontak/sentu/termal
2. Metamorfisme dinamik/dislokasi/kinematik/kataklastik
3. Metamorfisme regional

Siklus batuan
Batuan pertama adalah batuan bekuyang terjadi akibat magma mendingin dan memadat. Batuan beku di permukaan bumi bersentuhan langsung atmosfer setiap saat , maka perlahan-lahan akan terindistegrasi dan terkomposisi. Proses ini disebut proses pelapukan. Material hasil rombakan ini yang terlepas dari induknya, ditransfor dan diendapkan oleh berbagai media, erosi,gravitasi,aliran air,gletser,angin dan gelombang sebagai sedimen atau endapan ditempat yang rendah (laut) sebagai lapisan-lapisan mendatar. Melalui proses litifikasi yang artinya berubah menjadi batuan,sedimen ini berubah menjadi batuan sedimen.
Jika batuan sedimen berada jauh dibawah permukaan bumi atau terlibat dalam dinamika pembentukan pegunungan akan dipengaruhi oleh tekanan yang besar dan suhuyang cukup tinggi. Akibatnya bahan sedimen ini akan bereaksi dan berubah menjadi batuan metamorf atau batuan malihan.
Jika batuan metamorf berada pada tekanan dan suhu yang tinggi ia akan melebur dan menjadi magma. Perulangan tersebut pasti ada penyimpangan. Misalnya batuan beku disamping tersingkap di permukaan, dapat juga  

GEOLOGI SANGIRAN

contoh gambar


Geologi Regional Daerah Sangiran

Berdasarkan hasil pengamatan pada Gardu Pandang Sangiran, morfologi Sangiran ini adalah perbukitan rendah yang memanjang dari timur laut kearah barat daya. Dari Gardu Pandang juga tampak disebelah barat ini tampak gunung Merapi dan Merbabu, disebelah timur tampak gunung Lawu.
Berdasarkan studi pustaka, daerah Sangiran merupakan perbukitan rendah dan di dominasi oleh susunan batuan berumur pleistosen, disebelah barat terdapat Gunung Merapi dan Merbabu serta di sebelah timur terdapat Gunung Lawu (Wartono Rahardjo, 2005)
Daerah Sangiran Disebut juga sebagai depresi tengah pulau jawa (zona solo), zona depresi ini bebatasan dengan Pegunungan Kendeng di sebelah utara dan disebelah selatan berbatasan dengan pegunungan selatan.
Dari beberapa singkapan yang teramati di lapangan, di jumpai singkapan endapan laut dangkal, endapan vulkanisme, endapan rawa dan sungai serta singkapan mud vulcano.
A.   Struktur Geologi
Struktur daerah ini berupa kubah yang membentang  dari arah timur laut ke selatan barat daya, struktur kubah ini belum begitu lama, sekitar 500.000 tahun yang lalu, hal ini dilihat dari formasi batuan termuda yang ikut terlipat (Wartono Rahardjo, 2005). Ada beberapa kemungkinan terbentuknya struktur kubah ini, Van Bemmelen (1949) berpendapat bahwa struktur ini suatu akibat dari gaya kompresif yang berhubungan dengan proses longsornya gunung Lawu tua. Sedangkan Van Gorsel (1987) berpendapat bahwa struktur lipatan ini sebagai akibat dari proses wrenching atau mungkin juga karena proses pembentukan gunung api yang baru mulai, sehingga gaya tersebut terus menekan ke arah tengah, sehingga terbentuknya struktur kubah tadi.
Akan tetapi karena adanya proses erosi yang disebabkan oleh sungai Cemoro dan sungai Brangkal yang melintasi daerah tersebut, menjadikan struktur kubah itu sekarang sudah tidak begitu lagi. Dan sekarang yang tersisa bentukan sebuah cekungan yang dikelilingi oleh perbukitan melingkar, sehingga yang tampak merupakan struktur kebalikan dari struktur awal, hal demikian ini biasa disebut inverse topography. (Wartono R., 2005)
Struktur dari kubah tadi juga mengakibatkan terjadinya struktur sesar serta kekar pada daerah Sangiran, sesar yang paling dalam yang terjadi mengakibat terjadinya Mud Vulcano.
B.   Stratigrafi
Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan, formasi penyusun daerah sangiran merupakan urutan dari pengendapan syn-orogenic dan post-orogenic (proses pengendapan bahan rombakan yang terjadi pada dan setelah terangkatnya perbukitan Kendeng yang berada disebelah utara Sangiran), kecuali formasi tertua. (Wartono R, 2005)
Urutan Formasi yang menyusun daerah Sangiran adalah Formasi Kalibeng, Pucangan, Kabuh dan Notopuro.
Formasi Kalibeng I
            Menurut Wartono R. (2005), formasi ini tersusun atas batulempung gampingan abu-abuian kebiruan dan napal dibagian bawah kemudian diikuti dengan batugamping kalkarenit dan kalsidunit dibagian atas. Batuan ini tersingkap pada daerah depresi di utara desa Sangiran sungai Puren disebelah timur dan tenggara desa Sangiran.
            Napal dicirikan dengan terdapatnya fosil foraminifera bentonik yang berypa Operculina complanata, Ammonia beccarii, Elphidium craticlatum bersama dengan fosil gigi ikan hiu (Soedarmadji,1976). Ini mencirikan bahwa batuan tersebut diendapkan pada kala akhir Pliosen pada laut dangkal yang berhubungan langsung dengan laut terbuka. (Wartono R, 2005)
            Batulempung abu-abunya bercirikan fosil gastropoda dan pelecypoda, antara lain Turitella bantamensis, Melongena corona, Cominella sangiranensis, Placenfa sp. dan Strombus sp. yang menunjukan bahwa pengendapan terjadi pada lingkungan laut dangkal. (Wartono R, 2005)
Diatas batulempung dan lapisan kalkarenit dan kalsidurit di cirikan seluruhnya hampir semuanya tersusun oleh fragmen fosil (coquina) memiliki orientasi seragam menunjukan pengendapan laut dangkal. Balanus menunjukan daerah pengendapan pada daerah pasang surut. (Wartono R., 2005)
                                                            Formasi Kalibeng II
Formasi Kalibeng (Pliosen): merupakan perulangan fasies laut mulai dari napal hingga lempung dekat pantai (nearshore deposits) yang ditutupi oleh lower lava. Beberapa perubahan muka laut (sealevel changes) dapat kita rinci secara baik, dan merupakan cekungan laut terbuka ketika itu. Tektonik termasuk erupsi gunungapi, dan perubahan muka laut dapat direkonstruksi dengan baik. Pendek kata, siklus-sekuen stratigrafi berbasis astrostratigrafi dapat diterapkan. Proses pembentukan formasi tersebut di bawah kendali tektonik, muka laut. Ketebalan formasi Kalibeng ini lebih dari 130 meter. Formasi Kalibeng ini mengandung fosil foraminifera, moluska laut dan moluska air payau.

            Formasi Pucangan I
                        Formasi ini terletak di atas formasi kalibeng, formasi ini tersusun atas breksi vulkanik yang berasal dari endapan lahar bawah dan tersusun oleh batulempung hitam. Breksinya tersusun oleh fragmen andesit piroksen, andesit hornblenda dan fragmen batulempung, batugamping dan batupasir yang berasal dari formasi kalibeng, ukuran fragmennya antara kerakal hingga bongkah.  Formasi Pucangan pengendapannya semula merupakan aliran lahar ke cekungan yang berair payau. (Wartono R, 2005)
Formasi Pucangan II
Formasi Pucangan/ Sangiran (Plistosen Bawah): yang terdiri dari lempung hitam hingga abu-abu dengan lapisan tipis pasir yang diikuti oleh lapisan-lapisan moluska dan diatomic. Perubahan muka air danau berkaitan dengan iklim, dan genesa keterkaitannya dengan tektonik dan erupsi gunungapi dapat ungkapkan secara baik. Saya interpretasikan, ketika itu sebagai lingkungan tertutup lacustrine. Formasi ini selanjutnya ditutupi oleh grenzbank. Hasil pengamatan, fasies sedimen tersebut dapat dikategorikan sebagai material rombakan, sementara saya sebut sebagai debris flow deposits. Siklus perubahan iklim hubungannya dengan tektonik, erupsi gunungapi, dan evolusi fauna dapat dipelajari secara baik dan rinci. Formasi Pucangan menurut Duyfjes, dari atas ke bawah adalah sebagai berikut :
a.       Endapan batupasir tufaan setebal 35 m.
b.      Batupasir tufaan yang mengandung pasir dan napal yang berisi kerang laut setebal 10 m.
c.       Lapisan lempung berwarna kehijauan setebal 5 m.
d.      Batupasir kasar, konglomerat dan batuan andesit setebal 100 m. pada lapisan ini ditemukan fosil Pithecanthropus.
e.       Endapan batupasir tufaan dengan diselingi batulempung; dan
f.       Napal dan batupasir tufaan yang mengandung lempung dan fosil moluska laut stebal 25 m.
Di Sangiran selain ditemukan fosil Pithecanthropus Erectus pada formasi pucangan ditemukan pula fosil Meganthropus. Asosiasi hewan lain yang hidup berdampingan dengan hewan tersebut antara lain: penyu, buaya, ikan hiu, dan gajah.

            Formasi Kabuh I
                        Formasi ini berada di atas formasi pucangan di mana pada lapisan paling bawah ini di temukan batu gamping konglomeratan, pelapisan dari lapisan ini tidak selalu menerus karena di temukan beberapa lensa yang terputus seperti yang di temukan di daerah brangkal.Jika di tinjau dari ketebalannya lapisan ini memiliki ketebelan dari 0,5 m sampai dengan 3 m. Lapisan ini di sebut juga dengan lapisan batas artau yang biasa di sebut grenzbank (Koeningswald,1940) lapisan ini membatasi formasi kabuh dengan formasi pucangan yang ada di bawahnya. Lapisan ini tersusun atas fragmen-fragmen yang membulat yang terdiri dari kalsedon dan beberapa batuan lain yang telah mengalami altersi hidrothermal (silifikasi), bercampur dengan pelecypoda yang cangkangnya menebal dan membulat karena adanya proses kalsifikasi dan tesemen secara kuat.       Pada lapisan  ini banyak ditemukan fosil mamalia, yang terkenal diantaranya adalah ditemukannya fosil Homo erectus. (Wartono R, 2005)
Formasi Kabuh II
Formasi Kabuh/ Bapang (Plistosen Tengah): termasuk cekungan sistem fluvial, dan dapat dibedakan menjadi 7 tubuh pasir fluvial (F.1-F.7) yang mengalami pergeseran dari waktu ke waktu, yang selanjutnya dapat dibedakan menjadi 3 kelompok (F1-F-3), (F4 dan F5), dan F6/F7. Pengelompokkan berdasarkan setiap tubuh pasir dikontrol oleh efek berubahnya iklim, tektonik dan erupsi gunungapi. F1 hingga F3 (Kabuh Bawah) mengalami pergeseran sedikit dan menempati lokasi-lokasi tertentu, demikian pula halnya dengan F4/F5 (Kabuh Tengah) dan F6 dan F7 (Kabuh Atas). Kontak ketiga grup atau keolompok tubuh batupasir tersebut belum diketemukan, sehingga dapat diinterpertasikan bahwa elevasi ketika dibentuknya F. Kabuh diantaranya telah mengalami perubahan atau pergeseran alur secara berangsur dan mendadak (umum terjadi pada cekungan fluvial di bawah pengaruh tektonik/ synsedimentaty tectonics).
Endapan pada formasi kabuh terdiri dari endapan yang berasal dari erupsi gunungapi yang berupa batutuff, batupasir dan konglomerat. Ketebalan Formasi Kabuh antara 10 m- 60 m. Alat-alat batu purba ditemukan pada formasi ini sedangkan asosiasi hewan yang hidup adalah kura-kura, babi, badak, banteng, kerbau, gajah, kuda nil, dan rusa. Dengan ditemukannya alat-alat batu seperti tersebut di atas menunjukan bahwa manusia pada waktu itu telsh mengenal alat -alat perburuan dalam rangka memenuhi kebutuhan.

           
Formasi Notopuro I
            Formasi ini di sebut juga lapisan lahar atas, terbentuk sebagai akibat adanya proses vulkanisme yang ada di sekitar daerah tersebut. Pada formasi ini di temukan Breksi, Konglomerat,  yang mengandung fragmen-fragmen yang berasal dari batuan beku yang berukuran berangkal hingga bongkah. Di mana batuan tersebut mengambang oleh masa dasar yang berasal dari batu pasir dan batu lempung vulakanik. Formasi ini jarang sekali ditemukan fosil. (Wartono R, 2005)
Formasi Notopuro II
Formasi Notopuro berumur plestosen atas, yang terdiri dari endapan lahar yang berbentuk breksi andesit dan konglomerat. Dengan adanya breksi laharik dan batupasir silangsiur dengan ketebalan sekitar 2 m hingga 45 m tersebut menunjukkan bahwa pada masa Plestosen Atas telah terjadi banjir lahar yang besar.

 Endapan Mud Vulcano
            Endapan Mud vulcano ini ditemukan pada sebuah bukit yang landai. Litologi pada mud vulcano sendiri sangat beragam. Di lapangan, banyak ditemukan serpihan-serpihan batuan metamorf, sedimen dan beku. hal ini berkaitan dengan proses terjadinya mud vulcano tersebut.
            Struktur mud vulcano terjadi akibat adanya struktur sesar yang turun hingga lapisan basement. mengakibatkan lapisan lumpur mencotot keluar hingga ke permukaan membawa material batuan yang sempat pecah saat terjadinya sesar tersebut.
Endapan Undak (terrace deposit)
            Endapan ini di temukan di sekitar brangkal .Endapan ini terdir dari konglomerat, batupasir, fragmen napal dan andesit yang mengandung fosil vetebrata. Fosil-fosil yang di temukan di sini di perkirakan hasil dari pengendapan yang ulang oleh lapisan yang lebih tua. Selain fragmn-fragmen tersebut di temikan juga fragmen-fragmen kalsedondan rijang yang bersal dari proses alterasi pada batuan. Tidak hanya fragmen baytua saja yang di temukan pada lapisan ini tetapi artefak budaya homo erectus pun di temukan juga. (Wartono R, 2005)